GUNUNG MELETUS

Juni 15, 2008 at 3:38 pm (Uncategorized)

GUNUNG MELETUS

SEBAB GUNUNG MELETUS

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

TANDA-TANDA GUNUNG AKAN MELETUS

1.munculnya asap putih tebal sekitar puncak gunung

2.gempa bumi tektonik (lindu)

3.hujan abu

4.suara gemuruh dipuncak gunung

5.hewan-hewan hutan di gunung turun ke pemukiman penduduk

AKIBAT GUNUNG MELETUS

1. Leleran lava leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.

2. Aliran piroklastik (awan panas) aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.

3. Jatuhan piroklastik Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.

4. Lahar letusan Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

5. Gas vulkanik beracun Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh

6. Lahar Hujan lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur.

7. Banjir bandang banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

8. Longsoran vulkanik longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

DAMPAK POSITIF AKIBAT GUNUNG MELETUS

Bagi penduduk sekitar gunung hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah.

Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan material

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

CUACA

Juni 15, 2008 at 3:11 pm (Uncategorized)

Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam kitaran hydrologik di mana kelembaban dari laut menguap, bertukar menjadi awan, terkumpul menjadi awan, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan rata, dan diukur kurang lebih 0.25mm.

Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk “lonjong”, lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.

Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan.

Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Hujan di bawah pH 5.6, dianggap hujan asam.

Banyak orang menganggap bahwa bau yang dicium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.

Jenis-jenis hujan

Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi :

  • Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
  • Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
  • Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
  • Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
  • Hujan muson, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.

Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan menjadi :

  • Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
  • Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
  • Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius
  • Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm

Hujan es

Hujan es dalam ilmu meteorologi disebut juga hail.

Proses tejadinya hujan es

Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.

Hujan Es disertai Angin putting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 – 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB

Salju

Salju ialah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan.Sering, salju membeku menjadi pecahan kecil yang disebut “kepingan salju”.Salju berasal dari bahasa Arab, tsalji ).Salju terdiri atas partikel uap air vapour yang kemudian mendingin di udara atas (lihat atmosfer, biosfer, iklim, meteorologi, cuaca) jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut (kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya).

Pada suhu tertentu (disebut titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit), salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat salju/es berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan Merupakan prasyarat buat kegiatan olah raga musim dingin seperti ski dan kereta luncur).Di dunia, salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropis dan sedang. Namun, ada juga daerah tropis yang bersalju, yakni di Pegunungan Jayawijaya di Papua, Indonesia.

Proses terjadinya salju

Salju berasal dari uap air yang berkumpul di atmosfir. Kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi, dan kemudian menggumpal membentuk awan. Awalnya, gumpalan-gumpalan uap air mengapung di udara karena massanya jauh lebih ringan daripada udara di bawahnya – jadi seperti udara di bawahnya menahan mereka di atas sana, persis seperti kayu yang tidak tenggelam di atas air.

Namun, setelah gumpalan uap air terus bertambah dan massanya semakin berat, udara di bawahnya tidak sanggup lagi menahannya dan gumpalan-gumpalan itupun jatuh. Jika temperatur udara di bawahnya cukup dingin, gumpalan tadi jatuh berupa kristal-kristal es (salju). Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas.


Nah, ada yang menarik saat gumpalan uap air jatuh dari awan. Air murni tidak langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius. Untuk membuatnya beku, maka kita harus menurunkan temperatur di bawah 0 derajat Celcius. Ini mirip saat kita memanaskan air, air tidak langsung menguap pada suhu 100 derajat Celcius melainkan mendidih dulu. Zat memang butuh proses lagi saat dia berubah bentuk dari satu wujud ke wujud yang lain.

Embun

Embun adalah uap air yang mengalami proses pengembunan-proses berubahnya gas menjadi cairan. Embun biasanya muncul di pagi hari, di sela-sela kaca jendela atau di balik daun. Air embun dalam agama Islam digolongkan sebagai air yang “suci-menyucikan”-air yang sah digunakan untuk berwudhu-bersama salju, danau, maupun sungai.

Proses Terjadinya Embun

Embun adalah titik-titik air yang jatuh dari udara (pada malam hari). Secara umum, embun adalah nama yang diberikan untuk bintik-bintik air yang sering dijumpai menempel pada daun-daunan, dan rumput.
Embun terjadi karena sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam hari benda-benda kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut radiasi termal.
Ketika benda-benda di dekat tanah menjadi dingin, suhu udara disekitarnya juga menjadi berkurang. Udara yang lebih dingin tidak dapat menahan uap air sebanyak udara yang lebih hangat. Jika suhu udara bertambah semakin dingin, maka akhirnya akan mencapai titik embun. Titik embun adalah suhu dimana udara masih sanggup menahan uap air sebanyak mungkin. Bila suhu udara semakin bertambah dingin, sebagian uap air akan mengembun di atas permukaan benda yang terdekat.

Kabut

Dalam sebuah kabut, uap air yang berada dekat permukaan tanah berkondensasi dan menjadi mirip awan. Hal ini biasanya terbentuk karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dan kadar kelembaban mendekati 100%.Tempat yang paling berkabut di dunia adalah Grand Banks di lepas pantai pulau Newfoundland, Kanada. Hal ini dikarenakan tempat ini merupakan pertemuan arus Labrador yang dingin dari utara dengan arus Teluk yang hangat dari selatan. Daratan yang paling berkabut di dunia terletak di Point Reyes, California dan Argentia, Newfoundland, yang diselimuti kabut lebih dari 200 hari dalam setahun.

Ada beberapa macam kabut:


  • kabut adveksi
  • kabut angin
  • kabut basah
  • kabut es
  • kabut lembah
  • kabut radiasi
  • kabut uap
  • kabut udara tropis


Proses Terjadinya Kabut

Kabut adalah kumpulan tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang di udara. Kabut mirip dengan awan, namun, awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi. Kabut biasa terlihat di daerah yang dingin atau daerah yang tinggi. kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Saat ini ada empat jenis kabut yang diketahui, yaitu: kabut advection, kabut frontal, kabut radiasi, dan kabut gunung.

Kabut advection adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melewati suatu permukaan yang memiliki suhu yang berbeda. Contoh kabut advection adalah kabut laut yang terjadi ketika udara yang basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin.

Kabut laut sering muncul di sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau. Kabut frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa udara yang hangat ke dalam masa udara yang dingin tempat uap air menguap sehingga menyebabkan uap air pada udara dingin melampau titik jenuh.

Kabut radiasi terbentuk pada malam yang tenang dan bersih, ketika tanah memancarkan kembali panas ke dalam udara. Satu lapis kabut terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah menjadi tebal. Kabut Radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam. Kabut gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng-lereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.


Awan

Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit.

Pembentukan awan

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:

  1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
  2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.

Jenis-jenis awan

awan menurut bentuknya terbagi menjadi beberapa jenis :

  1. Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal
  2. Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata
  3. Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

HASIL KEBUDAYAAN BACSON – HOABINH

Juni 15, 2008 at 2:58 pm (Uncategorized)

HASIL KEBUDAYAAN BACSON – HOABINH

1. Kapak Genggam

Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera.

Untuk dapat mengetahui bentuk dari kapak Sumatera silahkan Anda amati gambar 5 berikut ini.


Gambar 5. Pebble/Kapak Sumatera.

Setelah Anda mengamati gambar 5 coba Anda bandingkan pebble dengan chopper maupun dengan flakes! Bagaimana menurut pendapat Anda?

Bentuk pebble seperti yang Anda lihat pada gambar 5 dapat dikatakan sudah agak sempurna dan buatannya agak halus. Bahan untuk membuat kapak tersebut berasal dari batu kali yang dipecah-pecah.

2. Kapak Dari Tulang dan Tanduk

Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih jelasnya tentang alat-alat ini maka amati gambar 3 berikut ini.


Gambar 3. Alat-alat tukang dan tanduk rusa dari Ngandong

3. Flakes

Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon. Untuk mengetahui bentuk flakes maka amatilah gambar 4 berikut ini.


Gambar 4. Flakes dari Sangiran

Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda (Flores).

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

HASIL KEBUDAYAAN INDIA

Juni 15, 2008 at 2:57 pm (Uncategorized)

HASIL KEBUDAYAAN INDIA

1. Candi Matahari di Modhera

Candi Hindu di India merupakan bangunan yang lebih memfasilitasi metafisik daripada kebutuhan fisik. Secara simbolis, candi Hindu merupakan penghubung antara dewa-dewa dan dunia manusia.

Interior candi Hindu sering seperti gua: gelap; sebagai ruang masuk ke kedalaman jiwa manusia. Oleh karenanya merancang dan membangun candi Hindu bersifat sakral. Pada setiap tahapan pembangunan, para pendeta melakukan ritual mengusir pengaruh buruk yang berbahaya.

Idealnya, lokasi candi dekat dengan air dan pohon-pohon, dan bahan bangunan yang digunakan batu. Budaya India menyebar kebanyakan ke Asia Tenggara, seperti ke Myanmar, Kamboja, Thailand, juga Indonesia. Semua menghasilkan versi sendiri dari bentuk arsitektural India. Demikian pula di Indonesia, candi Hindu bentuknya agak sedikit berbeda dengan candi Hindu di India.

2. Harappa


Sebuah peradaban tinggi bernama Harappa pernah berada di India pada ribuan tahun yang lalu dengan lay-out kota yang sangat canggih.

Kejayaan Sebuah Peradaban

Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.

Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi.

Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.

Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan.

Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah yang sempurna dengan menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia sudah berubah menjadi nyata

Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang mempunyai rancangan bangunan disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang sama, segalanya sangat teratur, bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang membangun kota dengan skala yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban mereka. Kedua kota ini hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu 1000 tahun kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota yang demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa Arya datang menginvasi, kebudayaan Harappa sudah merosot.

Sejarah peradaban India kuno lalu menampakkan suatu kondisi patah, hingga muncul kerajaan baru pada abad ke-6 sebelum masehi, peradaban kota baru jaya kembali di aliran sungai India. Perkembangan peradaban tinggi India kuno terhadap bangkit dan musnahnya budaya Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban India.

3. Arsitektur Hoysala

Arsitektur Hoysala (bahasa Kannada: ಹೊಯ್ಸಳ ವಾಸ್ತುಶಿಲ್ಪ) adalah gaya bangunan yang berkembang dibawah kepemimpinan kekaisaran Hoysala yang kini berada di Karnataka, India, antara abad ke-11 dan abad ke-14. Pengaruh Hoysala berada pada puncaknya pada abad ke-13 ketika Hoysala mendominasi daerah dataran tinggi Dekan selatan. Kuil besar dan kecil dibangun selama era ini menjadi contoh gaya arsitektur Hoysala, termasuk kuil Chennakesava di Belur, kuil Hoysaleswara di Halebidu, dan kuil Kesava di Somanathapura. Contoh ukiran Hoysala lainnya adalah pada kuil di Belavadi, Amruthapura, Hosaholalu dan Nuggehalli. Penelitian terhadap gaya arsitektur Hoysala menunjukan pengaruh Indo-Arya sementara akibat gaya India Selatan lebih jelas.

Aktivitas bangunan kuil kekaisaran Hoysala yang kuat diakibatkan oleh kejadian sosial, budaya dan politik selama periode tersebut. Transformasi tradisi bangunan kuil Karnata merefleksikan tren religius yang dipopulerkan oleh filsuf Vaishnava dan Virashaiva dan juga kecakapan perkembangan militer raja Hoysala yang ingin mengungguli maharaja Chalukya Barat dalam bidang artistik. Kuil dibangun lebih dahulu sebelum kemerdekaan Hoysala pada abad ke-12 yang merefleksikan pengaruh signifikan Chalukya Barat, sementara kuil selanjutnya menahan beberapa fitur penting pada seni Chalukya, tetapi memiliki beberapa ornamentasi dan dekorasi yang berdaya cipta, memunculkan keunikan artis Hoysala. Sekitar seratus kuil masih ada di Karnataka, kebanyakan di distrik Malnad, tempat asal Raja Hoysala.

v

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

HASIL KEBUDAYAAN DONGSON

Juni 15, 2008 at 2:55 pm (Uncategorized)

HASIL KEBUDAYAAN DONGSON

1. Nekara

Salah satu benda perunggu yang memiliki nilai estetika dan ekonomis sangat tinggi, dan ditemukan hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara adalah nekara. Nekara tersebut merupakan hasil kebudayaan Dongson di Vietnam Utara yang kemudian menyebar hmpir seluruh wilayah asia Tenggara (Bellwood, 1985:272—275). Hal ini sekali lagi telah membuktikan adanya hubungan secara sosial-ekonomis antara Indonesia dengan wilayah Asia Tenggara lainnya. Nekara adalah gendering besar yang terbuat dari perunggu, berpinggang di bagian tengahnya dan tertutp di bagian atasnya. Nekara dengan berhiaskan patung katak berfungsi untuk upacara meminta hujan. Sedangkan nekara yang terdapt lukisan perahu digunakan untuk menghantarkan jenazah. Banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Selayar, Roti, dan Kepulauan Kei.

Nekara perunggu dari Sông Đà, Vietnam

Nekara perunggu dari Sông Đà, Vietnam

Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat prasejarah, nekara dianggap sesuatu yang suci. Di daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga apabila pemilikya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai sebagai bekal kubur.Sedangkan di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang dan dipakai sebagai alat memanggil hujan.Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar.Di antara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan kebudayaan yang ada pada masyarakat prasejarah. Pada umunya nekara yang ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure Penataran Sasih. Dalam bahasa bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut dinamakan nekara Bulan Pejeng.Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut dengan Moko. Fungsi Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai mas kawin atau jujur

nekara.gif

Gambar : Nekara & Moko

2. Arca-arca perunggu

Arca-arca dari zaman perunggu ini berupa arca manusia dan binatang. Arca-arca tersebut ditemukan di Bangkinang (Riau) dan di Limbangan (Bogor)

Patung perunggu kebudayaan Đông Sơn, Dong asal Thailand

Patung perunggu kebudayaan Đông Sơn, Dong asal Thailand

Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung. Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).

perunggu.gif

Gambar. Arca Perunggu.

3. Bejana Perunggu

Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura, yang bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.

bejana.gif

Gambar. Bejana Perunggu dari Kerinci (Sumatera)

4. Perhiasan Perunggu

Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang). Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.

hiasan-po.gif

Gambar. Aneka Ragam Perhiasan dari Perunggu.

5. Manik manik

Manik -manik yang berasal dari jaman perunggu ditemukan dalam jumlah yang besar sebagai bekal kubur, sehingga memberikan corak istimewa pada zaman perunggu.

manik2.gif
Gambar : Manik-manik

Daerah penemuan benda tersebut antara lain Bogor, Wonosari, Ponorogo dan Besuki.

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar